Senin, 02 November 2009

The Virgin


Share/Save/Bookmark


Sepintas terdengar vokalnya mirip dengan duo Mahadewi. Mereka adalah The Virgin, duo besutan Ahmad Dhani selanjutnya di  Republik Cinta Management (RCM) setelah sukses menelurkan duet Ratu dan  Mahadewi. Duo cewek belia ini dibentuk pada Januari 2009 dengan format gitaris dan vokalis. Personelnya adalah  Cameria Happy Pramita (Mitha) sebagai gitaris, yang juga backing vokal The Rock dan jebolan Mamamia 2008,  Dara Rizki Ruhiana (Dara) sebagai vokalis.

The Virgin yang juga mirip duo lesbian T.A.T.U ini mengusung aliran pop rock dan siap menggebrak ranah industri musik Tanah Air lewat dua single-nya, ‘Cinta Terlarang’ dan ‘Belahan Jiwa’. Hebatnya, dua single jagoan The Virgin adalah hasil karya cipta Mitha sang gitaris tanpa campur tangan Ahmad dhani.



Dara Rizki Ruhiana lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Agustus 1991 (umur 18 tahun) atau yang lebih populer sebagai Dara atau Dara The Virgin adalah seorang penyanyi Indonesia. Ia merupakan vokalis grup duo The Virgin, yang juga beranggotakan Mitha.

Dara merupakan anak sulung dari 3 bersaudara, putri dari pasangan Asep Ruhiat dan Nunung Mardiana. Dara mengawali kariernya sebagai penyanyi dengan mengikuti audisi Mamamia Show 2008 bersama sang ibu. Pada kontes menyanyi yang disiarkan Indosiar inilah Dara kemudian bertemu dengan musisi Ahmad Dhani, yang saat itu menjadi salah satu juri atau eksekutor. Dhani pun langsung jatuh hati pada penampilan Dara. Saat mengomentari Dara, Dhani sempat berjanji akan membawanya ke dapur rekaman jika Dara gagal di ajang Mamamia.

Tak lama berselang, Dara kemudian terdepak dari 9 besar Mamamia. Dhani pun menepati janjinya dan memperkenalkan Dara dengan Mitha, seorang gitaris wanita di The Rock. Akhirnya terbentuklah duo The Virgin di penghujung tahun 2008. Singel pertama yang dilepas Dara dan Mitha adalah "Cinta Terlarang".




Cameria Happy Paramitha lahir di Jakarta, Indonesia, 2 Januari 1986; (umur 23 tahun) yang lebih populer sebagai Mitha atau Mitha The Virgin adalah seorang gitaris dan penulis lagu Indonesia. Ia merupakan personel dari grup duo The Virgin, yang juga beranggotakan Dara Rizki Ruhiana sebagai vokalis.

Mitha merupakan putri dari Emmy Sofyana yang lahir pada tanggal 2 Januari 1986 di Jakarta. Sebelum mendirikan grup The Virgin, Mitha merupakan gitaris dari grup musik The Rock milik Ahmad Dhani. Mitha juga sering menjadi additional player untuk sejumlah artis, termasuk Mulan Jameela.


The Virgin – Cinta Terlarang

Kau kan slalu tersimpan di hatiku

Meski ragamu tak dapat ku miliki

Jiwaku kan slalu bersamamu

Meski kau tercipta bukan untukku

Tuhan berikan aku cinta satu kali lagi

Hanya untuk barsamanya

Ku mencintainya sungguh mencintainya

Rasa ini sungguh tak wajar

Namun ku ingin tetap bersama dia

Untuk selamanya

Mengapa cinta ini terlarang

Saat ku yakini kaulah milikku

Mengapa cinta kita tak bisa bersatu

Saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu

Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi

Hanya untuk bersamanya

Ku mencintainya sungguh mencintainya

Rasa ini sungguh tak wajar

Namun ku ingin tetap bersama dia

Untuk selamanya


Klik untuk download The Virgin - Cinta Terlarang



The Virgin – Belahan Jiwa

kau yang selalu di hati

selalu bersemi di dalam jiwaku

kau takkan ku lupa

dalam hidupku untuk selamanya

ooo, kenangan dirimu

menyatu dalam darahku

takkan pernah terhapus waktu

ooo, hatiku bahagia

saat kau ada di sisi

tak ingin kau pergi lagi

meninggalkan aku

ooo belahan jiwaku

hampa hidupku

jika kau pergi dariku

ooo, kenangan dirimu

menyatu dalam darahku

takkan pernah terhapus waktu

ooo, hatiku bahagia

saat kau ada di sisi

tak ingin kau pergi lagi

meninggalkan aku

ooo belahan jiwaku

hampa hidupku

jika kau pergi dariku


Klik untuk download The Virgin - Belahan Jiwa

♥Mau Baca Lagi Ya?Klik Aja!♥ »»

Dewa 19


Share/Save/Bookmark


Dewa 19 adalah sebuah grup musik yang dibentuk pada tahun 1986 di Surabaya, Indonesia. Grup ini telah beberapa kali mengalami pergantian personil dan saat ini beranggotakan Ahmad Dhani (keyboard), Andra Ramadhan (gitar), Elfonda Mekel (vokal), Yuke Sampurna (bass) dan Agung Yudha (drum). Setelah merajai panggung-panggung festival di akhir era 1980-an, Dewa 19 kemudian hijrah ke Jakarta dan merilis album pertamanya di tahun 1992 di bawah label Team Records.
Grup ini mengalami kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an melalui serangkaian hits. Album yang mereka rilis selalu mendapat sambutan bagus di pasaran, bahkan album mereka yang dirilis tahun 2000, Bintang Lima, merupakan salah satu album terlaris di Indonesia dengan penjualan hampir 2 juta keping. Pada tahun 2005, majalah Hai menuliskan Dewa 19 sebagai band terkaya di Indonesia dengan pendapatan mencapai lebih dari 14 milyar setahun. Di tengah kesuksesan yang diraihnya, grup ini sempat beberapa kali tersandung masalah hukum.


Sepanjang perjalanan kariernya, Dewa 19 telah menerima banyak penghargaan, baik BASF Awards maupun AMI Awards. Mereka juga pernah meraih penghargaan LibForAll Award di Amerika Serikat atas kontribusi mereka pada upaya perdamaian dan toleransi beragama. Pada tahun 2008, Dewa 19 masuk ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone. Dewa dinobatkan sebagai salah satu legenda atau ikon terbesar dalam sejarah musik populer Indonesia.

Pembentukan



Dewa pertama kali dibentuk pada tahun 1986 oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya. Nama Dewa merupakan akronim dari nama mereka berempat: Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan Andra Junaidi (gitar). Mereka memiliki markas tempat berlatih di
rumah Wawan di Jalan Darmawangsa Dalam Selatan No. 7, yang terletak di komplek Universitas Airlangga.
Dewa yang awalnya muncul dengan musik yang lebih pop, kemudian berubah haluan menjadi jazz setelah Erwin memperkenalkan musik jazz ke grup ini. Wawan yang merupakan penggemar berat musik rock kemudian memutuskan keluar pada tahun 1988 dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Posisi Wawan kemudian digantikan oleh Salman dan nama Dewa pun berubah menjadi Down Beat, yang diambil dari nama majalah jazz terbitan Amerika Serikat. Di kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, nama Down Beat waktu itu cukup terkenal, terutama setelah berhasil merajai panggung festival. Sebut saja Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau juara II Jarum Super Fiesta Musik.
Ketika nama Slank berkibar Wawan kembali dipanggil untuk menghidupkan Dewa, dengan mengajak pula Ari Lasso. Down Beat pun berubah menjadi Dewa 19, karena waktu itu rata-rata usia personelnya 19 tahun. Kali ini, Dewa 19 hadir dengan mencampuradukkan beragam musik jadi satu: pop, rock, bahkan jazz, sehingga melahirkan alternatif baru bagi khasanah musik Indonesia saat itu.
Salah seorang teman sekelas Wawan, Harun ternyata tertarik pada konsep tersebut dan menawarkan investasi sebesar Rp 10 juta untuk memodali teman-temannya membuat master rekaman. Karena di Surabaya tidak ada studio yang memenuhi syarat, mereka terpaksa pergi hijrah ke Jakarta meskipun dengan modal yang pas-pasan.

1992–1994: Album perdana dan kesuksesan awal

Dewa 19 menyelesaikan pembuatan master album perdana mereka di Jakarta. Setelah itu, Andra, Ari, Erwin, dan Wawan balik ke Surabaya sementara Dhani tetap di Jakarta untuk mencari label rekaman yang bersedia mengorbitkan mereka. Dhani kemudian berkeliaran di penjuru kota Jakarta, dari satu perusahaan rekaman satu ke perusahaan rekaman lain menggunakan bus kota. Awalnya banyak perusahaan rekaman yang menolak mereka karena menganggap lagu mereka kurang menjual. Akhirnya, master rekaman Dewa 19 akhirnya dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records, yang pernah sukses melejitkan KLa Project.
Pada tahun 1992, Dewa meluncurkan album pertamanya yang bertajuk Dewa 19. Di luar dugaan album perdana mereka meledak dan laris manis di pasaran, sehingga Team Records yang notabene merupakan label kecil terpaksa meminta Aquarius Musikindo untuk mengabil alih produksi album ini. Album ini melejitkan singel berjudul "Kangen" dan "Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi" yang sukses mendapat tempat di hati pecinta musik Indonesia. Nama Dewa 19 pun langsung melejit di blantika musik Indonesia. Melalui album ini Dewa
19 berhasil menyabet 2 penghargaan di BASF Awards 1993, masing-masing untuk kategori "Pendatang Baru Terbaik" dan "Album Terlaris 1993".
Pada tahun 1994, Dewa 19 merilis album kedua mereka yang berjudul Format Masa Depan. Di tengah penggarapan album ini, Wawan hengkang dari Dewa 19 dan kemudian digantikan sementara oleh pemain pembantu Rere (sekarang drummer di ADA Band). Terhitung sejak 24 September 1994 Aquarius Musikindo resmi menjadi label Dewa 19 menggantikan Team Records. Album ini menelurkan singel berjudul "Aku Milikmu" dan "Tak Akan Ada Cinta Yang Lain".

1995–1997: Terbaik Terbaik hingga Pandawa Lima

Pada tahun 1995, Dewa merilis album bertajuk Terbaik Terbaik. Wong Aksan kemudian bergabung dan menempati posisi drummer. Album ini memiliki konsep musik pop rock
yang dikembangkan dengan menambah unsur-unsur jazz, folk, funk dan ballad. Banyak pengamat musik meyakini bahwa inilah album terbaik yang pernah dibuat Dewa 19 yang mengukuhkan mereka sebagai salah satu grup band besar terkreatif yang pernah ada di Indonesia. Majalah Rolling Stone edisi Desember 2007, menempatkan album ini di posisi 26 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik".
Album ini melahirkan hits berjudul "Cukup Siti Nurbaya", "Satu Hati (Kita Semestinya)" dan lagu ballad "Cinta 'Kan Membawamu Kembali". Lewat album ini Dewa kembali meraih penghargaan BASF Awards untuk "Grup Musik Rock Terbaik", "Grup/Duo Rekaman Terbaik" serta "Tata Musik Rekaman Terbaik". Video klip "Cukup Siti Nurbaya" juga mendapat penghargaan sebagai "Video Klip Terbaik" di ajang Video Musik Indonesia. Album Terbaik Terbaik telah sukses terjual sebanyak 500.000 keping di Indonesia. Sejak album ini pula Dewa 19 mulai menggunakan istilah Baladewa untuk menyebut para penggemar fanatiknya.
Album keempat Dewa 19 yang berjudul Pandawa Lima dirilis pada tahun 1997. Melalui album ini, Dewa 19 sukses meraih 6 penghargaan di Anugerah Musik Indonesia 1997, yaitu untuk "Lagu Alternatif Terbaik", "Lagu Terbaik Umum", "Duo/Grup Alternatif Terbaik", "Album Rhythm & Blues Terbaik" serta "Cover Album Terbaik". Album ini melahirkan sejumlah hits di antaranya berjudul "Kirana" dan "Kamulah Satu-Satunya". Kedua lagu ini berhasil memenangkan penghargaan Video Musik Indonesia sebagai "Video Klip Favorit". Pandawa Lima telah sukses terjual lebih dari 800 ribu keping dan mendapat sertifikat 5x Platinum.

1998–1999: Perpecahan

Pada tanggal 4 Juni 1998, Wong Aksan resmi dikeluarkan dari Dewa 19 akibat permainannya yang terlalu kental dengan corak jazz. Ia digantikan oleh Bimo Sulaksono (mantan anggota Netral). Tak lama kemudian Bimo keluar dari grup ini dan bergabung dengan Bebi untuk membentuk grup Romeo.
Dewa 19 juga menghadapi masalah akibat dua personilnya, Ari Lasso dan Erwin Prasetya mengalami ketergantungan berat narkoba. Selain memporak-porandakan kehidupan pribadi mereka, narkoba juga melumpuhkan seluruh aktivitas Dewa 19. Berbagai tawaran manggung terpaksa ditolak dan dibatalkan karena sering pada saat manggung, Ari tampil dengan kondisi yang memprihatinkan. Album ke-5 Dewa 19 tidak pernah selesai digarap akibat jadwal rekaman yang sering ditunda. Perlahan mulai timbul konflik di tubuh Dewa 19.
Ari dan Erwin sempat diberi waktu istirahat beberapa bulan dan Dewa 19 divakumkan untuk sementara waktu. Erwin kemudian memutuskan untuk masuk rehabilitasi dan pesantren untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu. Setelah melewati waktu yang
cukup lama Erwin berhasil sembuh. Sementara Ari Lasso sama sekali tak ada tanda-tanda akan membaik, bahkan semakin memburuk. Melihat kondisi Ari Lasso semakin mengkhawatirkan, dengan terpaksa ia dikeluarkan dari posisi vokalis Dewa 19.
Pada tahun 1999, Dewa merilis album The Best of Dewa 19, yang berisi karya-karya terbaiknya semasa Ari Lasso menjadi vokalis. Album ini memuat dua lagu baru yaitu "Elang" dan "Persembahan dari Surga". Album ini kembali meraih sukses meski tanpa sepotong promosi apapun. Setelah perilisan album ini, Dewa 19 resmi hanya tinggal 2 orang personel saja.
Elfonda Mekel (Once) yang berkenalan dengan Dhani di tahun 1997, direkrut menjadi vokalis baru Dewa 19 menggantikan Ari Lasso. Sebelumnya, Once bersama Dhani dan Andra sempat menggarap rekaman untuk film
Kuldesak. Once kemudian juga mengajak temannya, Tyo Nugros bergabung dengan Dewa 19 untuk mengisi posisi drummer yang kosong.

2000–2002: Puncak kesuksesan


Setelah sekian lama vakum dari blantika musik Indonesia, akhirnya pada tanggal 30 April 2000, Dewa tampil secara perdana dengan formasi baru: Ahmad Dhani (keyboard), Andra Ramadhan (gitar), Once (vokalis) dan Tyo Nugros (drumer).[21] Kali ini Dewa 19 hadir dengan nama "Dewa" saja, tanpa embel-embel "19".
Pada tahun 2000, Dewa merilis album kelimanya bertajuk Bintang Lima. Awalnya banyak yang pesimis dengan formasi Dewa saat itu. Namun ternyata, album Bintang Lima justru meledak di pasaran, bahkan menjadi album tersukses sepanjang karier Dewa. Dari 11 materi lagu di album tersebut, 6 di antaranya manjadi lagu favorit anak-anak muda di seantero tanah air. "Roman Picisan", "Dua Sejoli", "Risalah hati", "Separuh Nafas", "Cemburu" dan "Lagu Cinta" adalah lagu-lagu yang banyak direquest di radio-radio terkemuka di Indonesia. Dewa mengadakan tur di 36 kota untuk mempromosikan album ini sekaligus memperkenalkan formasi baru mereka. Melalui album ini, Dewa menyabet 3 penghargaan AMI Awards 2000, yaitu "Penyanyi/Group Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Roman Picisan") dan "Album Terbaik". Bintang Lima sukses terjual lebih dari 1,7 juta keping dan merupakan salah satu album terlaris di Indonesia. Total penjualan album ini (asli dan bajakan) diperkirakan mencapai 9 juta keping.
Erwin Prasetya yang telah sembuh total dari narkoba kembali bergabung dengan Dewa. Album keenam Cintailah Cinta dirilis pada tanggal 5 April 2002. Album ini awalnya akan diberi judul Indera Ke-Enam, namun hanya karena pertimbangan pasar, pihak label menggantinya menjadi Cintailah Cinta. Album ini pun kembali mendulang sukses album Bintang Lima. Sebelum resmi dirilis di pasaran album ini bahkan telah laris sebanyak 200.000 keping. Total penjualan album ini telah mencapai lebih 1,04 juta keping. Pada ajang AMI Awards 2002, Dewa berhasil membawa 3 penghargaan untuk kategori "Duo/Grup Pop Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Arjuna") serta "Cover album terbaik.
Di tengah kesuksesan yang diraihnya, Dewa tersandung masalah pelanggaran hak cipta. Lagu berjudul "Arjuna Mencari Cinta" digugat oleh Yudhistira ANM Massardi, selaku penulis novel dengan judul yang sama. Dewa dianggap menciplak judul novel "Arjuna Mencari Cinta" tanpa konfirmasi dengan si penulis. Meskipun awalnya sempat bersikukuh tidak bersalah, Dewa akhirnya bersedia berdamai dengan mengganti judul lagunya menjadi "Arjuna".
Pada tahun yang sama, Dewa merekam lagu berjudul "Juara Sejati" untuk menjadi theme song resmi Piala Dunia 2002 di Indonesia, yang disiarkan oleh RCTI. Meskipun awalnya bukan untuk tujuan komersil, lagu ini kemudian dirili dalam kompilasi bertajuk NU Rock.
Pada tanggal 1 Juli 2002, Erwin Prasetya kembali dikeluarkan dari Dewa oleh piha manajemen untuk selama-lamanya. Ia kemudian digantikan oleh Yuke Sampurna, yang merupakan mantan basist The Groove.

2003–2006: Laskar Cinta hingga Republik Cinta

Dewa menggelar tur bertajuk "Atas Nama Cinta" di 25 kota di Indonesia, yang dibuka dengan konser di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, 18 Februari 2003. Dalam tur ini, Dewa juga mengikutsertakan Ari Lasso, mantan vokalis Dewa. Pada awal tahun 2004, Dewa merilis album live dobel Atas Nama Cinta yang merupakan rekaman konser saat tur Atas Nama Cinta, menampilkan lagu-lagu hits Dewa sejak tahun 1992 dalam versi konser. Dewa juga merilis ulang The Best Of Dewa 19 dalam bentuk DVD berisi Kelahiran & Perjalanan Dewa 19 serta 10 video klip, ditambah 1 CD audio dan 1 buku sejarah dan perjalanan Dewa 19. Sejak dirilis di tahun 1999, album The Best of Dewa 19 sendiri telah terjual hampir 1 juta keping.
Pada tahun 2004, Dewa kembali melakukan tur di 30 kota yang disponsori Yamaha bertajuk "Yamaha Dewa Tour 2004 - Selalu Terdepan". Selepas melakukan tur, bertempat di Avenue, Sari Pan Pacific Hotel, Dewa resmi merilis album kedelapannya yang berjudul Laskar Cinta pada tanggal 22 November 2004. Di album ini Dewa menyuguhkan musik rock yang lebih keras serta penggunaan musik sampling. Album ini melejitkan hits berjudul "Pangeran Cinta", "Satu" dan "Cinta Gila". Nama Dewa kemudian dikembalikan lagi menjadi "Dewa 19".
Masalah kembali menimpa Dewa 19, kali ini dengan Front Pembela Islam (FPI) menyangkut sampul album Laskar Cinta yang memuat logo seperti kaligrafi Allah.Perseteruan ini sempat berbuntut pada pelaporan Dewa 19 ke polisi oleh FPI. Setelah saling melempar komentar-komentar panas di media, akhirnya pada tanggal 27 April 2005, Dewa 19 dan pengacaranya Habib Umar Husein SH menggelar jumpa pers, untuk mengumumkan itikad mau merubah logo dalam sampul album "Lakar Cinta". Perubahan logo ini dilakukan oleh Tepan Cobain dari tim kreatif Dewa dengan berkonsultasi pada ahli kaligrafi Al Quran, Didin Sirajuddin AR. Menyangkut perubahan logo, Dewa 19 juga akan akan mencetak ulang cover album Laskar Cinta. Dalam cetak ulang cover album itu, selain ada perubahan logo, juga ada perubahan di gambar personel Dewa yang sebelumnya terlihat memakai tato akan dihilangkan, sesuai saran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sepanjang tahun 2003 hingga 2005, Dewa telah beberapa kali di undang untuk mengadakan konser di kancah internasional. Pada tanggal 13-15 Agustus 2003, Dewa mengadakan 2 buah konser di Jepang, masing-masing di Tokyo dan Nagoya. Pada tahun 2004, Dewa mengadakan konser di Korea Selatan, lalu kemudian ke Amerika Serikat untuk menggelar konser di Boston, Houston, San Fransisco dan Seattle. Pada tanggal 7 Mei 2004 Dewa juga mendapat undangan untuk mengadakan konser di Timor Leste dalam rangka Hari Kemerdekaan negara tersebut. Pada tanggal 15 Mei 2004, konser Dewa 19 digelar di Municipal Stadium, Dili dan disambut oleh 50.000 penonton. Angka tersebut merupakan jumlah penonton terbesar Dewa selama manggung di luar negeri. Keesokan harinya, saat hendak kemballi ke Indonesia, personil Dewa didatangi oleh presiden Xanana Gusmao di koridor Aeroporto Internacional Presidente Nicolau Lobato. Pada Maret 2005, Dewa menggelar konser di kota Sydney dan Melbourne, Australia. Dewa 19 juga mengadakan konser di Singapura seusai menerima penghargaan khas dari Anugerah Planet Muzik 2005 sebagai "The Most Genius Band".
Dewa mulai serius menjajaki pasar internasional dengan ditanda tanganinya kontrak untuk 3 album dengan EMI Music International Hong Kong yang berlaku per 1 Januari 2006.[44][45] Dewa 19 kemudian mengeluarkan album bertajuk Republik Cinta pada awal tahun 2006 dalam 2 versi, yakni untuk pasar Indonesia dan pasar internasional. Sebelum merilis album ini, pada tanggal 12 Desember 2005, Dewa dan EMI telah melempar singel berjudul "Laskar Cinta" di 150 radio di Indonesia. "Laskar Cinta" sendiri mengangkat isu terorisme dan kekerasan. terinspirasi oleh perseteruan Dewa dengan FPI beberapa waktu sebelumnya. Tulisan KH Abdurrahman Wahid di The New York Times, koran terkemuka di Amerika Serikat, telah mengantarkan nama Dewa 19 ke negara tersebut. Dewa mendapatkan penghargaan LibForAll Award di Amerika Serikat atas lagu "Warriors of Love" (versi bahasa Inggris "Laskar Cinta") yang dinilai menyerukan perdamaian dan toleransi beragama. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh CEO LibForAll Foundation, Holland Taylor, di New York, Amerika Serikat.
Dewa 19 menghabiskan biaya lebih dari setengah milyar untuk menggarap 11 video klip di album ini. Dewa 19 kemudian merilis VCD dan DVD Karaoke dari album Republik Cinta. Dewa juga membuat video klip "I Want to Break Free" untuk keperluan internasional. Video dari lagu milik band legendaris Queen ini juga diputar oleh jaringan Hard Rock Cafe di seluruh dunia, guna memperlebar kesempatan Dewa dikenal dunia.
Republik Cinta kembali membuahkan penghargaan di AMI Awards 2006. Dewa 19 berhasil meraih penghargaan "Grup Rock Terbaik" dan "Album Terbaik". Tidak hanya itu, vokalis Dewa, Once juga meraih penghargaan sebagai "Penyanyi Solo Pria Terbaik" melalui proyek solonya. Album Republik Cinta sendiri terjual sebanyak 450 ribu keping selama 3,5 minggu. Pada bulan Maret 2006, album ini juga meraih sertifikat platinum di Malaysia. Pada tahun ini, Dewa juga dinobatkan sebagai "Duta Surabaya" atas kesuksesan dan prestasi mereka sebagai grup musik yang berasal dari Surabaya.

2007–sekarang: Kerajaan Cinta

Pada tahun 2007, Dewa merilis album berjudul Kerajaan Cinta. Album ini memuat 2 buah lagu baru yaitu "Dewi" dan "Mati Aku Mati", sementara selebihnya merupakan lagu-lagu di album Republik Cinta dan lagu-lagu lama Dewa yang diremix atau direkam ulang. Lagu "Mati Aku Mati" diangkat untuk menjadi soundtrack film arahan Hanung Bramantyo, Kamulah Satu-Satunya, yang dibintangi oleh Nirina Zubir. Filmnya sendiri bercerita tentang pengorbanan dan kenekatan seorang penggemar fanatik Dewa 19. Pada tahun ini, Dewa 19 kembali harus kehilangan salah seorang personelnya, Tyo Nugros. Tyo keluar setelah sebelumnya ia sempat vakum dari kegiatan Dewa akibat menderita sakit pada kakinya yang mengharuskannya tidak bisa main drum untuk jangka waku lama. Posisi drummer kemudian diberikan kepada Agung Yudha.
Dewa 19 menggelar konser besar-besaran di lima kota di Malaysia, yaitu: Kota Kinabalu, Kuching, Johor Bahru, Penang dan Kuala Lumpur selama bulan Desember 2007. Dewa 19 tampil di Stadion Likas Kota Kinabalu, Sabah pada 15 Desember 2007; Stadium Perpaduan, Kuching, Sarawak pada 16 Desember 2007; Komtar-Geodesic, Pulau Pinang pada 17 Desember 2007 dan Stadion MBJB di Johor Bahru pada 18 Desember 2007. Dewa istirahat selama tiga hari di Kuala Lumpur, baru kemudian melakukan konser di Stadion Negara, Kuala Lumpur. Dewa 19 mencetak sejarah musik di Malaysia dimana sebuah grup musik melakukan konser di lima kota besar di Malaysia dalam sebulan. Pada konser ini Dewa 19 menggandeng sejumlah penyanyi papan atas Malaysia di antaranya Ella dan Sheila Majid.
Dewa membuatkan lagu khusus penggemarnya di Malaysia berjudul "Cintaku Tertinggal di Malaysia". Selain itu, Dewa 19 akan menjadi ikon dari Celcom Bhd, salah satu perusahaan telekomunikasi raksasa Malaysia.
Pada tahun 2008, Dewa 19 masuk ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone. Dewa dinobatkan sebagai salah satu legenda atau ikon terbesar dalam sejarah musik populer Indonesia.
Setelah cukup lama vakum, Dewa merilis singel berjudul "Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia". Singel ini dimuat dalam alum kompilasi The Best Of Republik Cinta Artists Vol. 1. Pengerjaan album kesempuluh Dewa mengalami kesulitan akibat maing-masing personel sibuk dengan karier solonya. Pada tahun 2009, akhirnya album Dewa 19 akan diluncurkan. singel pertamanya "Bukan Cinta Manusia Biasa" ciptaan Bebi Romeo.

♥SeLamat Membaca♥

♥Mau Baca Lagi Ya?Klik Aja!♥ »»

Minggu, 01 November 2009

Andra And The Backbone


Share/Save/Bookmark


Andra And The Backbone merupakan salah satu grup musik dari Indonesia. Anggotanya berjumlah tiga orang yaitu Dedy, Stevie, dan Andra Junaidi. Grup musik ini dibentuk pada tahun 2007. Lagu utamanya ialah Musnah yang dipopulerkan ulang oleh Mulan Jameela. Album pertamanya ialah Andra & The Backbone, dirilis tahun 2007. Hits lain dari album ini adalah Sempurna yang dipopulerkan ulang oleh Gita Gutawa, serta hits lainnya adalah Lagi Dan Lagi, Dan Tidurlah, Terdalam, Perih, serta Dengarkan Aku.

Salah satu anggotanya, Andra Junaidi, sekarang juga adalah seorang pendiri dan anggota dari grup band Indonesia yang terkenal Dewa 19.

Andra Junaidi dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1972 sebagai anak bungsu dari enam bersaudara hasil pernikahan pasangan A. Ramadhan dan S.M. Fadilah. Andra mengaku terlambat mengenal musik, karena baru SMP lewat ekskul musiklah ia mulai tertarik pada musik. Pertama ia bermimpi untuk menjadi seorang drummer terkenal, tapi karena masalah biaya untuk membeli Drum sangat mahal dan setelah melihat teman2nya asyik memetik gitar, hobinya pun berganti. Bermodal gitar pinjaman, ia mulai belajar gitar, dan memang karena bakat, kemampuan dan teknik permainannya berkembang sangat pesat.

Di SMPN 6 inilah, Andra bertemu dengan Dhani, Wawan, dan Erwin kemudian mereka sepakat untuk membentuk band dengan nama Dewa. Aliran rock yang pertama mereka geluti akhirnya pindah ke jazz akibat pengaruh Erwin. Masalah kemudian bergelayut pada kehidupan Andra yaitu ketika ia harus memilih antara karirnya sebagai pemusik atau meneruskan kuliahnya di jurusan desain interior. Dengan pertimbangan yang matang, akhirnya Andra memilih untuk terus meniti karir di dunia musik, tapi bukan berarti langkahnya tetap mulus, karena kedua orang tuanya tidak setuju kalau Andra harus melepaskan bangku kuliahnya. Layaknya orang tua biasa, mereka ingin melihat Andra meraih gelar sarjana seperti kelima kakaknya yang sudah selesai. Tapi akhirnya kedua orang tuanya mau mengerti dan memang terbukti pilihan Andra tepat. Setelah melepaskan kuliahnya, konsentrasinya ke Dewa 19 membuat kreativitasnya lebih tergali. Kontribusi Andra terhadap komposisi lagu Dewa 19 tak bisa dipungkiri.

Pada tahun 1999 Andra menikah dengan Ismulia Permatasari dan sudah dikaruniai seorang putri yaitu Yasmeen Fadilah dan seorang putra yang diberi nama Timur Zavier.


Andra yang merupakan salah satu motor dan pendiri grup Band Dewa 19, dengan kesetiaan seorang Andra dalam membesarkan Dewa19 itulah yang patut diacungi jempol, karena Andra adalah satu2nya orang selain Dhani sendiri yang dari awal sampai sekarang masih merupakan personil Dewa 19. Tapi dari dulu Andra memang sangat ingin membuat album solo sendiri, sedikit demi sedikit dia mengumpulkan lagu2 yang diciptakannya sendiri untuk project album solonya. Tapi karena jadwal Dewa19 yang sangat padat dan memang orientasi pertama adalah untuk band kesayangannya itu maka Album solonya sedikit tertunda.

Sampai pada tahun 2006 saat jadwal Dewa19 tidak terlalu padat akhirnya Andra mulai serius membuat Album solonya itu. Karena ditahun-tahun sebelumnya Andra bertemu dengan Stevie Morley Item yang kala itu sebagai additional player Dewa1 9 dan merasa cocok dengan gaya permainan Stevie, jauh2 hari Andra sudah pernah menawarkan kepada Stevie untuk ikut bergabung dalam project tersebut. Mereka berdua seperti mempunyai misi dan visi yang sama dalam hal bermusik.

Ditahun yang sama Andra & Stevie menemukan seorang Dedy Lisan yang menurut mereka cukup cocok membawakan lagu2 ciptaan Andra. Setelah mereka membuat demo dan menyerahkan ke label rekaman, dengan jalan yang bisa dibilang cukup mulus akhirnya mereka berhasil menelorkan album pertama mereka Andra & The Backbone dan mengusung nama yang sama untuk nama band mereka. Akhirnya berhasil juga perjuangan seorang Andra mempunyai Album yang sudah lama di nanti2kan oleh banyak penggermarnya. Dengan keluarnya Album tersebut bukan berarti Andra tidak setia lagi dengan band terdahulunya Dewa 19, justru hal ini yang tetap mempererat hubungannya dengan Dhani dan Dewa 19 itu sendiri. Selain dapat restu dan persetujuan dari Dhani juga karena Dewa 19 tetap merupakan prioritas utama Andra dan Backbone sebagai selingan dan mainan barunya.



Stevie Morley Item dilahirkan pada tanggal 28 Maret 1979 di Jakarta sebagai anak kedua dari empat bersaudara hasil pernikahan Yopie Item dan Evie Aquanthie. Mulai mengenal musik sejak SD kelas 6, alat musik yang pertama kali dikuasai adalah organ, tetapi kemudian Stevie lebih tertarik dengan alat musik lain yaitu Guitar.

Saat itu tepi tertarik belajar guitar karena melihat temannya sedang bermain guitar. Pada saat itu juga Stevie langsung ingin belajar dan langsung mencari cord2 lagu Guns n Roses yang berjudul sweet child o mine. Kemudian dia pulang dan karena di rumahnya cukup banyak koleksi guitar milik bokapnya Yopie Item, stevie langsung mengulik cord yang dipelajari dari temannya itu.




Saat SMP stevie sudah mulai menguasai guitar dengan sangat baik dan sudah mulai ngeband bersama teman2 SMPnya, tapi band ini jarang sekali latihan, stevie malah lebih sering bermain guitar sendiri di kamar untuk lebih memperdalam ilmu guitarnya.

Setelah memasuki SMA masih tetap ngeband dan terlibat di banyak tetap karena stevie yang selalu identik dengan band2 cabutan dan tidak mempunyai band yang tetap. Kelas 3 SMA stevie ikutan audisi sebagai guitarist-nya Iwa K Band dan diterima sebagai additional player di Band Iwa K itu yang pada saat itu akan melakukan tour.

Stevie Item dari dulu memang sudah menyukai musik beraliran keras seperti Megadeth, Metallica, Anthrax, Sepultura, tapi menyukai juga band2 seperti smashing pumpkins, stone temple pilots, nirvana, soundgarden, The Cardigans, Foo Fighters dan lain2.

Setelah itu Stevie sangat dikenal sebagai Additional guitar di banyak band dan Artis, diantaranya adalah Oppie Andarista, Audy, Ari Lasso, Ratu, Samson, Dewa19 dan beberapa band2 yang lain. Selain mondar mandir sebagai additional player Stevie juga beberapa kali ikut dalam project2 rekaman di album Dewa19, Ari Lasso, Ratu, Oppie Andarista, Chrisye dan lain2. Pada saat yang hampir bersamaan ditahun 1999 Stevie ditawarin oleh temannya untuk bergabung di sebuah band Hardcore di Jakarta yang bernama "StepForward" . Tahun 2004 Stevie hengkang dari "StepForward" dan sekarang membentuk band beraliran Death Metal bersama Andyan Gorust (Siksa kubur), Bonie (Tengkorak), Babal (Alexander), Prissa (Zala) yang diberi nama "DeadSquad".

Pada tahun 2001-2002 Stevie yang sebelumnya juga sebagai Additional Player di dewa19 bertemu dengan Andra Ramadhan, saat itu Andra ingin membuat Album solo dan meminta Stevie untuk ikutan dalam project tersebut. Karena jadwal Dewa19 yang sangat padat pada saat itu, project tersebut sempat tertunda. Dan mulai dilanjutkan lagi sekitar tahun 2005 dengan mulai merekam demonya bersama Andra. Tapi proses tersebut masih belum terlalu intents karena masing2 mempunyai kesibukan sendiri dan jadwal tour Dewa19 juga sangat padat.

Pada tahun 2006 Stevie dan Andra bertemu dengan Dedy Lisan di cirebon, saat itu Dedy sebagai jurnalis majalah "HAI" dan sedang meliput dewa19. Pada saat itu Stevie dan Andra sedang mencari vocalis untuk project ini, mereka sempat mendengar dan mendapat rekomendasi dari Ari Lasso kalau Dedy adalah seorang penyanyi yang mempunya karakter yang cocok untuk project tersebut. Kemudian Andra meminta Dedy untuk mengisi contoh suaranya untuk lagu musnah. Karena memang karakter suara Dedy sangat cocok untuk project itu maka Stevie dan Andra yang sudah merasa cocok dengan dedy langsung memberikan demo album mereka ke label rekaman (EMI Music Indonesia). Dan pihak Label langsung setuju dengan konsep dan materi dari demo Album tersebut.


Dedy Lisan dilahirkan pada tanggal 2 Juli 1976 sebagai anak sulung dari tiga bersaudara hasil pernikahan Matnur Lisan dan Supriati. Kenal musik sejak SMP dan mulai sesekali ngeband ketika duduk di bangku SMA. Senang bermain gitar meski tidak mahir dan lebih nyaman ketika menjadi vokalis. Ketika kuliah di FISIP UI, Dedy beberapa kali tampil di atas panggung dalam acara kampus. Musik professional mulai digelutinya ketika ikutan bermain di kafe-kafe seputaran Jakarta selama setahun. Sayang dunia jurnalistik kemudian lebih digelutinya.

Selama setahun kegiatan sebagai jurnalistik sepak bola di Tabloid Soccer menjadi rutinitasnya. Meski sibuk sebagai jurnalis, kegiatan menyanyi tidak pernah benar-benar ditinggalkan. Tapi kali ini bukan lagi di atas panggung lebih sebagai song writer dan berkutat di studio.

Dunia musik kembali digeluti ketika Majalah Hai merekrutnya sebagai jurnalis musik. Pergaulan di antara musisi semakin intens dilakukan. Lewat Hai Dedy kenal para musisi tanah air dan berkesempatan mewawancarai band mancanegara. Dan lewat Hai juga perkenalannya dengan Andra dan Stevie terjadi. Sebelumnya sebagai jurnalis, Dedy hanya bertemu Andra dan Stevie ketika dalam liputan untuk Hai.

Adalah Agung Krusok dan Ari Lasso yang ikut menyarankan Andra untuk mengaudisi Dedy sebagai vokalis AATB. Lucunya pertemuan Dedy dengan Andra terjadi setelah saling kontak lewat situs pertemanan www.friendster.com. Setelah saling bertukar nomor ponsel, pertemuan pertama terjadi ketika Dewa show di Cirebon di bulan Februari 2006. Setelah itu proses kreatif terjadi di studio 19 dan Legend. Tanpa banyak proses yang rumit, Dedy langsung dipilih Andra untuk menjadi vokalis AATB.

Ketika akhirnya kesibukan sebagai vokalis AATB begitu menyita waktu, Dedy memutuskan untuk mundur dari profesinya sebagai jurnalis demi focus ke pekerjaan barunya sebagai musisi.

Lewat AATB kini Dedy bisa menyalurkan kesenangannya akan musik dan ikut terjun langsung ke industri musik nasional. Pengalaman sebagai jurnalis yang berkesempatan menonton banyak konser band tanah air dan mancanegara diharapkan bisa menjadi referensi baginya ketika bernyanyi di atas panggung. Sebagai musisi banyak sekali band yang didengarkan Dedy baik sebagai referensi maupun kesenangan pribadi. Band macam Foo Fighters, Stone Temple Pilots, Pearl Jam, Coldplay, U2, Metallica, Tool kerap didengarkan lewat iPod. Sementara musisi macam Lenny Kravitz, Iwan Fals, Crisye, sampai Benyamin S. dianggapnya layak dijadikan contoh dalam karir bermusik.


♥SeLamat Membaca♥

♥Mau Baca Lagi Ya?Klik Aja!♥ »»